MATERI PEMBINAAN II
TUJUAN,FUNGSI,PENDEKATAN DALAM SUPERVISI
AKADEMIK[1]
Oleh Nurdi M.Pd ( Pengawas Kemenag)
1.
PENGERTIAN, TUJUAN DAN FUNGSI SUPERVISI
Istilah
Supervisi diambil dari perkataan inggris “Super-vison”
artinya pengawasan (Wojowasito 1972) , hal senada diungkapkan (Ametembun 1981)
dalam Lukluk[2]
dibahwa supervisi Super = atas, lebih, visi = lihat, tilik ,
awasi,lihat. Orang yang melakukan
supervisi disebut supervisor, supervisor mempunyai posisi diatas atau
mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari pada orang yang disupervisi ;
tugasnya adalah ‘melihat’,’menilik’, atau ‘mengawasi’ orang orang
yang disupervisinya. Menurut E Mulyasa[3] supervisi
dapat artikan melihat meninjauh dari
atas atau menilik dan menilai dari atas yang dilakukan oleh pihak atasan
terhadap aktifitas,kreatifitas, dan kinerja bawahan, dapat diartikan juga bahwa
supervisi merupakan bantuan dalam pengembangan situasi belajar lebih baik.
Kata
supervisi mempunyai pengertian harfiah sebagai suatu pengawasan, dalam kontek
supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala madrasah dan Pengawas / Penilik dalam
pembelajaran yang efektif, pandangan
baru memakai supervisi pada beberapa ide pokok seperti mendorong
pertumbuhan professional guru, mengembangkan kepemimpinan demokratis dan
memecahkan masalah pembelajaran serta belajar kretif. Hal senada diungkapkan beberapa tokoh[4] menjelaskan supervisi akademik.
a.
Supervisi akademik
adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola
proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Daresh, 1989, Glickman,
et al; 2007).
b.
Supervisi akademik
tidak terlepas dari penilaian kinerja
guru dalam mengelola pembelajaran. Refleksi
praktis penilian kinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi
nyata kinerja guru itu sendiri Sergiovanni (1987)
Adapun tujuan supervisi yang dilakukan kepala
madrasah dan Pengawas / Penilik secara umum yaitu memberikan bantuan tehnis dan bimbingan pada guru agar personil guru
dapat meningkatkan mutu kualitas kinerja dari guru itu sendiri. Terutama
dalam melaksanakan tugas yaitu melaksanakan proses pembelajaran. Selanjutnya apabila kualitas kerja guru sudah
meningkat demikian pula pembelajarannya. Pemberian bantuan pembinaan dan
bimbingan dapat bersifat langsung atau pun tidak langsung kepada guru yang
bersangkutan. Dengan demikian jelas bahwa tujuan umum supervisi yang dilakukan kepala
madrasah dan Pengawas / Penilik adalah memberikan layanan dan bantuan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran guru dikelas
yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar sisiwa, bukan
saja perbaikan kemampuan mengajar tapi untuk pengembangan professionalitas
guru. pendapat ini sesuai dengan
pendapat yang dikemukakan oleh oliva dalam Luluk Nur Mufidah (2009 ; 18) [5] bahwa sasaran (domain) supervisi pendidikan
adalah :
a.
Mengembangkan
kurikulum yang sedang dilaksanakan
b.
Meningkatkan
proses belajar mengajar di sekolah
c.
Mengembangkan
seluruh staff di sekolah
Hal senada diungkapkan Bafadal ( 2008) dalam
Jasmani dan Syaiful Mustofa (2013) [6],bahwa tujuan supervisi yang dilakukan kepala sekolah dan Pengawas / Penilik untuk membantu guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran yang dicanangkan
bagi murid-muridnya.
Dalam usaha
ke arah tercapainya tujuan umum supervisi sebagaimama yang dirumuskan diatas,
terdapat pula tujuan khusus supervisi
yang dilakukan kepala madrasah dan Pengawas / Penilik dalam bidang pendidikan dan pengajaran ;
a.
Membantu
guru untuk lebih memahami tujuan sebenarnya dari pendidikan dan peranan sekolah
untukmencapai tujuan itu.
b.
Membantu
guru guru untuk dapat lebih menyadari
dan memahami kebutuhan kebutuhan dan kesulitan kesulitan murid untuk meolong
ka mengatasinya.
c.
Memperbesar
kesanggupan guru guru untuk melengkapi dan mempersiapkan muid muridnya menjadi
masyarakat yang efektif
d.
Membantu
guru mengadkan diagnosis secara kritis aktifitas aktifitasnya sert
kesulitan kesulitan mengajar dan belajar murid muridnya dan menolong
merekan merencanakan perbaikan.
e.
Membantu
guru untuk dapat menilai akifitasnya dalam rangka mencapai tujuan perkembangan
peserta didik
f.
Memperbesar
kesadaran guru terhadap tatakerja yang demokratis dan komperhensip serta
memperbesar kesedian untuk saling menolong.
g.
Memperbesar
ambisi guru untuk meingkatkan mutu karyanya secara maksimal dalam bidang
profesi keahliannya
h.
Membantu
guru untuk dapat lebih memanfaatkan pengalaman pengalman sendiri.
i.
Membantu
untuk mempopulerkan sekolah kepada masyarakat agar bertambah simpatik dan
kesediaan masyarakat untuk menyongsong sekolah.
j.
Melindungi
guru guru dan tenaga pendidik thadap tuntutan tuntutan tidak wajar dan kritik
tidak sehat dari masyarakat. [7]
2.
PENDEKATAN DALAM SUPERVISI
Pendekatan
yang digunakan dalam menerapkan supervisi pendidikan sering didasarkan pada
prinsip prinsip psikologis. Suatu pendekatan supervisi pendidikan sangat
bergantung pada prototype guru. ada satu paradikma yang dikemukakan oleh
Glickman 1981 dalam sahertian 2008[8] , memilih milih guru kedalam empat prototype guru. ia mengemukakan setiap
guru memiliki empat kemampuan dasar yaitu berfikir abstrak dan komitmen. Kalau
kedua kemampuan itu digambarkan secara silang, akan terdapat dalam empat
kuadran sisi, tiap sisinya terdapat dua kemampuan yang singkat A(daya abstrak), K (komitmen). Setiap
sisi yang terdapat disebelah kanan garis abstrak ( garis tegak lurus / vertikal
maka komitmennya tinggi (K+). Setiap sisi yang
terdapat diatas garis komitmen ( horisontal) daya abstraknya tinggi
(A+). Sisi semuanya rendah ( -).
Mencermati
pendapat diatas maka terdapat empat
prototype guru yang harus difahami oleh supervisor pendidikan sebagi
berikut :
a.
Pada
sisi 1, daya abtrak tinggi (A+) dan komitmen tinggi (K+).
Protype guru seperti ini dapat dinyatakan dan disebut guru yang profesional.
b.
Pada
isi 2 , daya abtrak tinggi (A+) tetapi komitmen rendah (K-).
Protype guru seperti ini dapat dinyatakan dan disebut guru yang suka mengkritik
c.
Pada
sisi 3, daya abtrak rendah (A-) tetapi komitmen tinggi (K+).
Protype guru seperti ini dapat dinyatakan dan disebut guru yang terlalu sibuk
d.
Pada
sisi 4, daya abtrak rendah (A-) tetapi
komitmen rendah (K-).
Protype guru seperti ini dapat dinyatakan dan disebut guru yang tidak bermutu
Tabel 1
Empat Prototype
Guru
Komitmen
( K)
Daya abstrak (A)
|
(I)
A+/K+
|
(II)
A+/K-
|
(III)
A-/K+
|
(IV)
A-/K-
|
Berbagai
macam dan perbedaan prototype guru seperti diuraikan diatas perlu difahami
supervisor pendidikan dengan harapan pendekatan supervisi yang dijadikan acuan
menjadi sesuai dan cocok dengan kondisi riil prototype guru. dengan demikian, guru mendpatkan arahan dan
bimbingan yang memadai untuk memperbaiki kinerjanya dengan baik.
Sebagai misal dalam menggunakan
pendekatan supervisi dengan pertimbangan prototype guru yang berbeda beda,
antara lain
a.
Apabila
guru berprototype profesional maka
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan non direktif
b.
Apabila
guru berprototype tukang kritik/
terlalu sibuk maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kolaboratif
c.
Apabila
guru berprototype tidak mutu maka
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan direktif.
Secara
teoritis, terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan supervisor dalam
melakukan supervisi, menurut Luluk [9] ada tiga yaitu Pendekatan langsung ( direktif approach ), Pendekatan tak
langsung (Non Direktif Approach), dan.Pendekatan kolaboratif. ( Colaborative Approach).
1. Pendekatan
Langsung ( direktif approach )
Pendekatan
langsung adalah cara pendekatan terhadap permasalahan yang bersifat langsung.
Supervisor memberikan arahan secara langsung kepada guru yang disupervisi
sehingga prilaku supervisor lebih dominan.
Pendekatan langsung ini berdasarkan pada pemahaman terhadap pasikologi
behaviorisme yang pada prinsipnya
menyatakan bahwa segala perbuatan berau stsal dari reflek, yaitu respon
terhadap rangsangan atau stimulan. Oleh karena itu guru mengalami
kekurangan perlu diberikan rangsangan
agar dia dapat reaksi. Prilaku supervisor dalam pendekatan langsung seperti
menjelaskan, menyajikan, mengarahkan, memberikan contoh, menetapkan tolak ukur,
memberikan penguatan. Prilaku supervisi dilakukan secara bertahap mulai dari
percakapan awal sampai percakapan akhir setelah ditemukan permasalahan yang
diperoleh mulai dari observasi dan
interview dengan kepala madrasah. Biasanya pendekatan ini diterpatkan pada
guru guru yang tidak bermutu dan acuh tak acuh yaitu guru pada kuadran IV ( daya abstrak rendah = A-) dan (komitmen
rendah=K-).
2. Pendekatan
Tak Langsung (Non Direktif Approach)
Pendekatan
non direktif adalah cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak
langsung. Supervisor tidak secara langsung menunjukkan permasalahan terlebih dahulu mendengarkan secara aktif apa
yang dikemukakan guru yang dialami/
dipermasalahkan, supervisor mencoba memahami apa yang dialami oleh guru.
Perilaku
supervisor dalam pendekatan non direktif
bisa dilakukan dengan
mendengarkan, memberikan penguatan, menjelaskan, menyajikan, memecahkan
permasalahan. Perilaku supervisor dilakukan secara berkesinambungan, mulai dari
permasalah yang dialami guru dilapangan dan dicarikan pemecahan masalahnya ( problem solving) biasanya pendekatan ini diterapkan untuk guru yang
berada di kuadran I yaitu guru yang berprootype
profesional (daya abstrak =A+) dan (komitmen tinggi = K+).
3. Pendekatan Kolaboratif. ( Colaborative Approach).
Pendektan kolaboratif adalah cara pendekatan
yang memadukan cara dire ktif dan non direktif menjadi car pendekatan baru.
Pada pendekatan ini supervisor dan guru bersama sama dan bersepakat untuk menetapkan struktur,
proses, dan kriteria dalam melaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang
dihadapi.
Pendekatan kolaboratif inididasarkan pada
psikologi kognitif yang pada prinsipnya menyatakan bahwa belajar adalah hasil
paduan antara kegiatiatan individu dengan lingkungan, yang pada gilirannya
nanti akan berpengaruh pada pembentukan aktifitas individu. Dengan
demikian pendekatan supervisi ini berhubung pada dua arah atas ke bawah ( top down) dan dari arah bawah keatas )( bottom up).
Prilaku supervisor dalam mendekatan
kolaboratif ini dapat menyajikan menjelaskan mendengarkan memecahkan
permasalahan dan negosiasi. Perilaku
supervisor dilakukan secara bertahap mulai dari pertanyaan awal sampai
mengemukkan permasalahan yang kemudian
dinegosiasi bersama sama dan dicari permasalahannya. Biasanya pendekatan ini
diterapkan kepada guru pada kuadran II dan III yaitu guru ber berprootype sibuk ( daya abstrak rendah =
A- dan berkomitmen tinggi = K+) dan ber
berprootype tukang kritik ( daya abstrak tinggi=A+ dan komitmen rendah = K-).
Jika Ingin Sukses,
Ikuti Perbuatan & Kiat-kiat Orang-Orang Sukses
[1] Materi disampaikan dalam
Pembinaan guru DPK Madrasah di Wilayah Kec. Laren , tanggal 1
Desember 2014, di Aula KUA Laren.
1 komentar:
What Is Caesars Casino - DrmCD
Caesars 서산 출장안마 Casino, 부산광역 출장마사지 owned 속초 출장샵 by MGM Resorts International, was awarded the coveted "Best New Player Award" in March of 2018. The $300,000 in 나주 출장안마 bonuses 여주 출장마사지
Posting Komentar