Welcome to Blog's Nurdilamongan.co.cc

Blogroll

Kamis, 16 April 2015

TUJUAN,FUNGSI,PENDEKATAN DALAM SUPERVISI AKADEMIK



MATERI PEMBINAAN II 
TUJUAN,FUNGSI,PENDEKATAN DALAM SUPERVISI AKADEMIK[1]
Oleh Nurdi M.Pd ( Pengawas Kemenag)

1.        PENGERTIAN, TUJUAN DAN FUNGSI  SUPERVISI  
Istilah Supervisi diambil dari perkataan inggris “Super-vison” artinya pengawasan (Wojowasito 1972) , hal senada diungkapkan (Ametembun 1981) dalam Lukluk[2]  dibahwa supervisi Super = atas, lebih, visi = lihat, tilik , awasi,lihat.  Orang yang melakukan supervisi disebut supervisor, supervisor mempunyai posisi diatas atau mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari pada orang yang disupervisi ; tugasnya adalah ‘melihat’,’menilik’, atau ‘mengawasi’ orang orang yang disupervisinya. Menurut E Mulyasa[3]  supervisi dapat artikan melihat meninjauh  dari atas atau menilik dan menilai dari atas yang dilakukan oleh pihak atasan terhadap aktifitas,kreatifitas, dan kinerja bawahan, dapat diartikan juga bahwa supervisi merupakan bantuan dalam pengembangan situasi belajar lebih baik.
Kata supervisi mempunyai pengertian harfiah sebagai suatu pengawasan, dalam kontek supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala madrasah dan Pengawas / Penilik dalam pembelajaran yang efektif, pandangan  baru memakai supervisi pada beberapa ide pokok seperti mendorong pertumbuhan professional guru, mengembangkan kepemimpinan demokratis dan memecahkan masalah pembelajaran serta belajar kretif.  Hal senada diungkapkan beberapa tokoh[4] menjelaskan supervisi akademik.
a.          Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Daresh, 1989, Glickman, et al; 2007).
b.         Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja  guru dalam mengelola pembelajaran. Refleksi praktis penilian kinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja guru itu sendiri  Sergiovanni (1987)  

 Adapun tujuan supervisi yang dilakukan kepala madrasah dan Pengawas / Penilik secara umum yaitu memberikan bantuan tehnis dan bimbingan pada guru agar personil guru dapat meningkatkan mutu kualitas kinerja dari guru itu sendiri. Terutama dalam melaksanakan tugas yaitu melaksanakan proses pembelajaran.  Selanjutnya apabila kualitas kerja guru sudah meningkat demikian pula pembelajarannya. Pemberian bantuan pembinaan dan bimbingan dapat bersifat langsung atau pun tidak langsung kepada guru yang bersangkutan. Dengan demikian jelas bahwa tujuan umum supervisi yang dilakukan kepala madrasah dan Pengawas / Penilik adalah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran guru dikelas  yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar sisiwa, bukan saja perbaikan kemampuan mengajar tapi untuk pengembangan professionalitas guru. pendapat ini  sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh oliva dalam Luluk Nur Mufidah (2009 ; 18) [5] bahwa sasaran (domain) supervisi pendidikan adalah :
a.       Mengembangkan kurikulum yang sedang dilaksanakan
b.       Meningkatkan proses belajar mengajar di sekolah
c.       Mengembangkan seluruh staff di sekolah
Hal senada diungkapkan Bafadal ( 2008) dalam Jasmani dan Syaiful Mustofa (2013) [6],bahwa tujuan supervisi yang dilakukan kepala sekolah dan Pengawas / Penilik untuk membantu guru mengembangkan kemampuannya  mencapai tujuan pembelajaran yang dicanangkan bagi murid-muridnya.
Dalam usaha ke arah tercapainya tujuan umum supervisi sebagaimama yang dirumuskan diatas, terdapat pula  tujuan khusus supervisi yang dilakukan kepala madrasah dan Pengawas / Penilik   dalam bidang pendidikan dan pengajaran ;
a.          Membantu guru untuk lebih memahami tujuan sebenarnya dari pendidikan dan peranan sekolah untukmencapai tujuan itu.
b.         Membantu guru  guru untuk dapat lebih menyadari dan memahami kebutuhan kebutuhan dan kesulitan kesulitan murid untuk meolong ka  mengatasinya.
c.          Memperbesar kesanggupan guru guru untuk melengkapi dan mempersiapkan muid muridnya menjadi masyarakat yang efektif
d.         Membantu guru mengadkan diagnosis secara kritis aktifitas aktifitasnya  sert  kesulitan kesulitan mengajar dan belajar murid muridnya dan menolong merekan merencanakan perbaikan.
e.          Membantu guru untuk dapat menilai akifitasnya dalam rangka mencapai tujuan perkembangan peserta didik
f.           Memperbesar kesadaran guru terhadap tatakerja yang demokratis dan komperhensip serta memperbesar kesedian untuk saling menolong.
g.          Memperbesar ambisi guru untuk meingkatkan mutu karyanya secara maksimal dalam bidang profesi keahliannya
h.         Membantu guru untuk dapat lebih memanfaatkan pengalaman pengalman sendiri.
i.           Membantu untuk mempopulerkan sekolah kepada masyarakat agar bertambah simpatik dan kesediaan masyarakat untuk menyongsong sekolah.
j.           Melindungi guru guru dan tenaga pendidik thadap tuntutan tuntutan tidak wajar dan kritik tidak sehat dari masyarakat. [7]

2.        PENDEKATAN DALAM SUPERVISI
Pendekatan yang digunakan dalam menerapkan supervisi pendidikan sering didasarkan pada prinsip prinsip psikologis. Suatu pendekatan supervisi pendidikan sangat bergantung pada prototype guru. ada satu paradikma yang dikemukakan oleh Glickman 1981 dalam sahertian 2008[8] , memilih milih guru kedalam empat prototype guru. ia mengemukakan setiap guru memiliki empat kemampuan dasar yaitu berfikir abstrak dan komitmen. Kalau kedua kemampuan itu digambarkan secara silang, akan terdapat dalam empat kuadran sisi, tiap sisinya terdapat dua kemampuan yang singkat A(daya abstrak), K (komitmen). Setiap sisi yang terdapat disebelah kanan garis abstrak ( garis tegak lurus / vertikal maka komitmennya tinggi (K+). Setiap sisi yang  terdapat diatas garis komitmen ( horisontal) daya abstraknya tinggi (A+). Sisi semuanya rendah ( -).
Mencermati pendapat diatas maka terdapat empat prototype guru yang harus difahami oleh supervisor pendidikan sebagi berikut :
a.       Pada sisi 1, daya abtrak tinggi (A+) dan komitmen tinggi (K+).
Protype guru seperti ini  dapat dinyatakan dan disebut guru yang profesional.
b.       Pada isi 2 , daya abtrak tinggi (A+) tetapi komitmen rendah (K-).
Protype guru seperti ini  dapat dinyatakan dan disebut guru yang suka mengkritik
c.       Pada sisi 3, daya abtrak rendah (A-) tetapi komitmen tinggi (K+).
Protype guru seperti ini  dapat dinyatakan dan disebut guru yang terlalu sibuk
d.       Pada sisi 4,  daya abtrak rendah (A-) tetapi komitmen rendah (K-).
Protype guru seperti ini  dapat dinyatakan dan disebut guru yang tidak bermutu

Tabel 1
Empat Prototype Guru
Komitmen ( K)
Daya abstrak (A)
(I)
A+/K+
(II)
A+/K-
(III)
A-/K+
(IV)
A-/K-

Berbagai macam dan perbedaan prototype guru seperti diuraikan diatas perlu difahami supervisor pendidikan dengan harapan pendekatan supervisi yang dijadikan acuan menjadi sesuai dan cocok dengan kondisi riil prototype guru. dengan demikian, guru mendpatkan arahan dan bimbingan yang memadai untuk memperbaiki kinerjanya dengan baik.
Sebagai misal dalam menggunakan pendekatan supervisi dengan pertimbangan prototype guru yang berbeda beda, antara lain
a.       Apabila guru berprototype profesional maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan non direktif
b.       Apabila guru berprototype tukang kritik/ terlalu sibuk maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kolaboratif
c.       Apabila guru berprototype tidak mutu maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan direktif.
Secara teoritis, terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan supervisor dalam melakukan supervisi, menurut  Luluk  [9] ada tiga yaitu Pendekatan langsung ( direktif approach ), Pendekatan tak langsung (Non Direktif Approach), dan.Pendekatan kolaboratif. ( Colaborative Approach).
1.      Pendekatan Langsung ( direktif approach )
Pendekatan langsung adalah cara pendekatan terhadap permasalahan yang bersifat langsung. Supervisor memberikan arahan secara langsung kepada guru yang disupervisi sehingga prilaku supervisor lebih dominan.  Pendekatan langsung ini berdasarkan pada pemahaman terhadap pasikologi behaviorisme yang pada prinsipnya  menyatakan bahwa segala perbuatan berau stsal dari reflek, yaitu respon terhadap rangsangan atau stimulan. Oleh karena itu guru mengalami kekurangan  perlu diberikan rangsangan agar dia dapat reaksi. Prilaku supervisor dalam pendekatan langsung seperti menjelaskan, menyajikan, mengarahkan, memberikan contoh, menetapkan tolak ukur, memberikan penguatan. Prilaku supervisi dilakukan secara bertahap mulai dari percakapan awal sampai percakapan akhir setelah ditemukan permasalahan yang diperoleh mulai dari observasi dan interview dengan kepala madrasah. Biasanya pendekatan ini diterpatkan pada guru guru yang tidak bermutu dan acuh tak acuh yaitu guru pada kuadran IV ( daya abstrak rendah = A-) dan (komitmen rendah=K-).
2.      Pendekatan Tak Langsung (Non Direktif Approach)
Pendekatan non direktif adalah cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung. Supervisor tidak secara langsung menunjukkan permasalahan  terlebih dahulu mendengarkan secara aktif apa yang  dikemukakan guru yang dialami/ dipermasalahkan, supervisor mencoba memahami apa yang dialami oleh guru.
Perilaku supervisor dalam pendekatan non direktif  bisa dilakukan  dengan mendengarkan, memberikan penguatan, menjelaskan, menyajikan, memecahkan permasalahan. Perilaku supervisor dilakukan secara berkesinambungan, mulai dari permasalah yang dialami guru dilapangan dan dicarikan  pemecahan masalahnya ( problem solving) biasanya pendekatan ini diterapkan untuk guru yang berada di kuadran I yaitu guru yang berprootype profesional (daya abstrak =A+) dan (komitmen tinggi = K+).
3.       Pendekatan Kolaboratif. ( Colaborative Approach).
Pendektan kolaboratif adalah cara pendekatan yang memadukan cara dire ktif dan non direktif menjadi car pendekatan baru. Pada pendekatan ini supervisor dan guru bersama sama  dan bersepakat untuk menetapkan struktur, proses, dan kriteria dalam melaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang dihadapi.
Pendekatan kolaboratif inididasarkan pada psikologi kognitif yang pada prinsipnya menyatakan bahwa belajar adalah hasil paduan antara kegiatiatan individu dengan lingkungan, yang pada gilirannya nanti akan berpengaruh pada pembentukan aktifitas individu. Dengan demikian  pendekatan supervisi ini  berhubung pada dua arah atas ke bawah ( top down) dan dari arah bawah keatas )( bottom up).
Prilaku supervisor dalam mendekatan kolaboratif ini dapat menyajikan menjelaskan mendengarkan memecahkan permasalahan  dan negosiasi. Perilaku supervisor dilakukan secara bertahap mulai dari pertanyaan awal sampai mengemukkan permasalahan  yang kemudian dinegosiasi bersama sama dan dicari permasalahannya. Biasanya pendekatan ini diterapkan kepada guru pada kuadran II dan III yaitu guru ber berprootype sibuk ( daya abstrak rendah = A- dan berkomitmen tinggi = K+) dan ber berprootype tukang kritik ( daya abstrak tinggi=A+ dan komitmen rendah = K-).


Jika Ingin Sukses,
Ikuti Perbuatan & Kiat-kiat Orang-Orang Sukses











[1]  Materi disampaikan dalam Pembinaan guru DPK Madrasah di Wilayah Kec. Laren , tanggal 1 Desember 2014, di Aula KUA Laren.
[2]   Lukluk Nur Mufidah,Supervisi Pendidikan, Penerbit Teras, Halamn  3
[3]   HE Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Bumi Aksara, 2013
[4] Lantip Dian Prsojo Dan Sudiyono , Sipervisi Akademik, Penerbit Gava media, 2011,Halaman 84
[5]   Luluk Nur Mufidah, Supervisi Pendidikan, Penerbit TERAS, 2009, Jogjakarta Halaman 18.
[6]  Jasmani Asf dan Syaiful Mustofa,   Supervisi Pendidikan ,Penerbit Arruz Media  2013, Halaman 31
[7]   Ibid, Halaman 18.
[8]   Sahertian Piet, Konsep Dasar Dan Teknik Supervisi Pendidikan, Jakarta, Rineka cipta, 2008
[9]   Luluk, Supervisi Pendidikan, Penerbit Teras, Halaman 39

1 komentar:

valdermarxie mengatakan...

What Is Caesars Casino - DrmCD
Caesars 서산 출장안마 Casino, 부산광역 출장마사지 owned 속초 출장샵 by MGM Resorts International, was awarded the coveted "Best New Player Award" in March of 2018. The $300,000 in 나주 출장안마 bonuses 여주 출장마사지

Posting Komentar